Beranda
Artikel
Menentukan Supermoon Baru Fase Perigee

Menentukan Supermoon Baru Fase Perigee

Bulan berputar mengelilingi Bumi dalam orbit elips dengan eksentrisitas rata-rata 0,0549. Akibatnya, jarak Bulan dari Bumi (pusat ke pusat) bervariasi dengan nilai rata-rata 363.396 km pada perigee (terdekat) hingga 405.504 km pada apogee (paling jauh).

Ketika fase Bulan Baru atau Bulan Purnama terjadi di dekat perigee (dalam jarak 90% dari jarak terdekatnya ke Bumi dalam orbit tertentu), Bulan akan memperkecil diameter tampak terbesarnya jika dilihat dari Bumi. Fenomena yang secara teknis disebut  perigee New Moon ini biasa disebut supermoon. Menggunakan definisi di atas dan menerapkannya pada jarak rata-rata apogee dan perigee Bulan menghasilkan jarak batas rata-rata sebesar 367.607 km untuk supermoon.

Anehnya, seringkali terjadi tiga atau lebih supermoon baru (dari kemungkinan 12-13 Bulan Baru) setiap tahunnya. Kedekatan Bulan Baru dengan perigee bukanlah hal yang langka. Bulan Baru yang paling dekat (dalam beberapa jam setelah perigee) berulang dengan siklus 14 bulan sinodik, karena 14 bulan sinodik hampir sama dengan 15 bulan anomalistik. Bulan sinodik adalah waktu antara Bulan Baru berturut-turut, dan mempunyai panjang rata-rata 29,53059 hari. Bulan anomalistik adalah waktu antara orbit bulan berturut-turut terhadap perigee, dan memiliki panjang rata-rata 27,55455 hari. Hubungan antara bulan sinodik dan bulan anomalistik dapat dilihat sebagai berikut:

14 synodic months = 14 x 29.53059 days = 413.428 days
15 anomalistic months = 15 x 27.55455 days = 413.318 days


Pasang surut
Tarikan gravitasi Matahari dan Bulan menghasilkan pasang surut air laut di bumi. Pasang tertinggi dan rentang pasang surut terbesar (selisih antara pasang naik dan surut) terjadi sekitar Bulan Baru dan Bulan Purnama. Pada saat itu, gaya gravitasi Bulan dan Matahari bergabung untuk menarik air laut ke arah yang sama (pengaruh gravitasi Matahari biasanya sekitar setengah kekuatan gravitasi Bulan). Pasang surut Bulan Baru/Bulan Purnama disebut pasang surut musim semi (spring tide).

Supermoon menyebabkan variasi sekitar 5 cm (2 inci) lebih besar dibandingkan pasang surut biasa, yang disebut pasang surut perigean. Pasalnya, Bulan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi sehingga tarikan gravitasinya maksimal.

Meskipun supermoon dapat menghasilkan pasang surut yang lebih tinggi, perbedaan gaya gravitasi Bulan pada titik terdekatnya hanya 4% lebih besar dibandingkan pada jarak rata-rata Bulan. Jumlah kecil ini tidak cukup untuk menyebabkan gempa bumi dan letusan gunung berapi yang terkadang keliru dikaitkan dengan supermoon.

Menentukan Supermoon
Menentukan apakah Bulan Baru tertentu merupakan Supermoon memerlukan tiga jarak geosentris :
  1. Jarak Bulan Baru (Dm)
  2. Jarak Apogee Sebelumnya atau Setelahnya (Da)
  3. Jarak Perigee Sebelumnya  (Dp)
Jika jarak Bulan Baru sama dengan atau lebih besar dari 0,90 (=90%) jarak dari apogee ke perigee, maka ia memenuhi syarat sebagai New Supermoon.

Misalnya, apakah Bulan Baru 22 Juli 2028 bisa dianggap sebagai Supermoon Baru? Dengan menggunakan data dari Perigee, Apogee, dan Fase Bulan, didapatkan :
  1. Bulan Baru 2028 22 Juli : Jarak (Dm) = 364205 km
  2. Puncak Tahun 2028 11 Juli: Jarak (Da) = 404945 km
  3. Perigee tahun 2028 23 Juli : Jarak (Dp) = 361633 km
Dengan menggunakan nilai-nilai di atas, dapat didihitung:
  1. Jarak antara apogee dan perigee : Da - Dp = 404945 - 361633 = 43312 km
  2. Jarak apogee ke Bulan Baru : Da - Dm = 404945 - 364205 = 40740 km
  3. Terakhir, jarak relatif Bulan Baru dari apogee ke perigee:
(Da - Dm) / (Da - Dp) = 40740 / 43312 = 0,9406

Hasil ini lebih besar dari 0,90 sehingga Bulan Baru 07 Mei 2031 memang merupakan Supermoon Baru

Tidak ada komentar