1. Water Depth Data (data Kedalaman Air)
Data kedalaman air harus disiapkan untuk semua lapisan grid yang disertakan dalam simulasi. Setiap lapisan masing-masing satu file data kedalaman air yang menggabungkan batimetri dan topografi data bersama-sama. Data gabungan harus dibuat grid untuk wilayah persegi panjang dan ditulis dalam format ASCII, ETOPO atau XYZ.
2. Parameter Gempa
a. Longitude, Latitude bidang sesar dalam derajat
b. lenght of fault plane (panjang bidang sesar dalam meter),
c. width of fault plane (lebar bidang sesar dalam meter),
d. focal depth (kedalaman dalam meter),
c. strike angle (sudut tumbukan dalam derajat),
d. dip angle (sudut kemiringan dalam derajat),
e. slip angle (sudut kemiringan sudut dalam derajat)
f. dislocation(dalam meter)
3. Bottom Friction Coefficients
Data dalam format XYZ dan diberi nama fric_coef_layerxx.dat, xx=ID layer
4. Virtual Tide Gauge Locations
[feedposts text="Baca Juga"/]
Output Comcot
1. file informasi simulai (SIMULATION INFO.TXT)
2. file kedalaman air dan koordinat lokasi ( layerAA.dat, layerAA_x.dat and layerAA_y.dat, AA=ID layer)
3. Initial Condition (ini_surface.dat)
4. Time Sequence Data (data urutan waktu, time.dat)
5. Water Surface Displacement and Volume Fluxes (perpindahan air dan volume flux)
z_ID_xxxxxx.dat
z adalah perpindahan air,
ID adalah ID layer,
xxxxxx adalah waktu proses data di keluarkan.
Contoh :
Z_01_000060.dat dan time step layer01 1 detik, berarti data perpindahan air dikeluarkan dalam waktu 60x1=60 detik.
n_ID_xxxxxx.dat, volume flux dalam arah y
6. Maximum Water Surface Elevation and Depression (ketinggian permukaan air maksimum dan depresi) adalah elevasi dan depresi permukaan air maksimum akan disimpan ke dalam file data setiap satu jam dan juga di akhir simulasi untuk setiap lapisan grid yang disertakan dalam perhitungan. Setiap satu jam dalam simulasi, dua file data akan dibuat untuk setiap lapisan grid, yaitu
zmax_layerID_xxxxhrs.dat dan
zmin_layerID xxxxhrs.dat,
di mana
ID menunjukkan ID layer,
4 digit xxxx mewakili jumlah jam yang dimodelkan simulasi.
{next} File data zmax_layerID_xxxxhrs.dat berisi ketinggian permukaan air maksimum di semua grid lapisan grid dalam xxxx jam terakhir dari durasi yang dimodelkan dan zmin_layerID_xxxxhrs.dat berisi depresi permukaan air maksimum di semua lapisan grid dalam xxxx jam terakhir dari durasi yang dimodelkan.
zmax_layerxx.dat and
zmin_layerxx.dat dimana xx adalah ID layer.
7. Time History Records (ts_recordxxxx.dat, dimana xxxx adalah jumlah tide gaug).
II. Membuat Layer Grid Input Program Comcot
Untuk konversi data tabel di atas dapat dilakukan di link ini seperti pada gambar di bawah ini :
[feedposts text="Baca Juga"/]
{next}
Seperti diketahui dalam manual program COMCOT Layer grid adalah wilayah grid persegi panjang di mana semua sel grid dengan konfigurasi yang sama seperti ukuran grid, ukuran langkah waktu, persamaan yang mengatur, dan lain-lain. Setiap layer grid memiliki nomor identifikasi (disingkat ID ). Layern grid dapat disarangkan di layer grid lain dengan ukuran grid lebih besar sebagi layer induk (parent grid ) dan mungkin juga memiliki satu atau lebih layer grid dengan ukuran grid yang lebih halus yang disarangkan (child layer grid).
Dalam tutorial ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pembuatan layer grid yang akan dijadikan sebagai input program comcot v 1.7.
1. Yang pertama anda harus menentukan jumlah layer grid yang akan disimulasikan juga menentukan resolusi grid yang akan digunakan. Dalam tulisan ini sebagai contoh akan menggunakan lima layer grid denganrincian sebagai berikut :
[feedposts text="Baca Juga"/]
2. Langkah selanjutnya menentukan batas domain dan dimensi masing-masing layer grid dari yang terbesar (01) sampai yang terkecil seperti contoh gambar di bawah ini.
3. Setelah menentukan resolusi dan dimensi masing masing layer grid, selanjutnya siapkan data batimetri dan topografinya. dalam tutorial ini menggunakan data batimetri dari GEBCO. Jika anda blum memiliki bisa download DISINI
4. Jika Sudah memiliki data batimetri dan topografi, selanjutnya buka data tersebut menggunakan Software Global Mapper.
5. Setelah data batimetri dan topografi terbuka, selanjutnya tentukan batas domainnya dengan cara Klick pada icon_create_Rectangle>Kemudian dengan kursor panah bertuliskan AREA buat kotak persegi panjang dan ketika muncul jendela Modify Feature Info pada Kolom Name ketik Layer01 dan pada kolom Feature layer Ketik Layer01 dan Klick OK seperti gambar di bawah ini.
Dan hasilnya seperti gambar di bawah ini.
6. Langkah selanjutnya export data ke format XYZ dengan cara Klick File> Export>Export Elevation Grid Format> pada jendela Select Export Format pilih XYZ Grid dan Klick Ok. Selanjutnya akan muncul jendela XYZ Grid Export Options, setting sesuai gambar di bawah ini dan klick OK. Tentukan lokasi penyimpanannya dan klick Save.
7. Sekarang data batimetri dan topografi sudah dalam format XYZ dimana X adalah Longitude, Y adalah Latitude, dan Z adalah elevasi. Untuk data kedalaman laut bernilai negatif dan data elevasi darat bernilai positif. Untuk input program Comcot V 1.7 perlu di rubah supaya data batimetri bernilai positif dan elevasi darat bernilai Negatif. Untuk merubahnya dalam tutorial ini menggunakan Software Surfer dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Buka Program Surfer, seyelah terbuka Klick File>New>Worksheet. Setelah Jendela Worksheet di Surfer terbuka, kemudian Klick File>Open (Buka File XYZ) Seperti gambar dibawah ini.
8. Setelah data terbuka, selanjutnya Klick pada kolom D>Klick icon Transfor hingga muncul jendela Transfor. Pada Jendela Transfor pada kolom Transfor Equation ketik 'D'=-1 dan klick Ok. Hasilnya seperti gambar dibawah ini.
9. Masih pada jendela yang sama, Klick pada Kolom E>Transfor>Pada Kolom Transfor Equation Ketik 'E'=C*D lalu klick Ok. Hasilnya seperti Gambar dibawah ini.
10. Selanjutnya Hapus kolom C dan D dengan cara Klick pada kolom C dan D, lalu Klick Kanan dan Klick Delete Seperti Gambar di bawah ini.
Sekarang Nilai batimetri sudah berubah jadi positif dan elevasi darat menjadi negatif, selanjutnya simpan dengan cara Klick File>Save As>Simpan dalam format Txt.
11. Langkah Selanjutnya Data yang telah dirubah tadi (positif batimetri dan negatif elevasi darat) buka kembali dengan program Surfer dengan langkah sebagi berikut :
Dalam jendela Surfer Klick Grid>Open Data seperti Gambar di bawah ini.
Tunggu sampai proses selesai hingga muncul seperti Gambar dibawah ini.
Selanjutnya Klick Ok dan Close (tidak usah disimpan). Icon file outputnya seperti gambar di bawah ini.
12. Setelah prosses kriging selesai file output dalam format Grid.Surfer buka dengan program Global Mapper dan hasilnya seperti Gambar di Bawah ini.
![]() |
Pada Gambar diatas menujukan bahwa untuk kedalaman laut bernilai positif sedangkan elevasi darat bernilai negatif (Tampilan Pada Global Mapper). |
13. Langkah selanjutnya anda tinggal membuat tiap-tiap Layer dengan batas domain sesuai yang anda inginkan (tentunya disesuaikan dengan wilayah kajian). Caranya sama seperti export ke format XYZdan lakukan mulai dari Layer dengan batas domain terbesar hinga terkecil dan masing-masing layer di beri nama misalnya Layer01, Layer02 dan seterusnya.
Jika anda menggunakan data dengan resolusi lebih detail terutama untuk domain yang mencakup wilayah darat misalnya menggunakan data DEMNAS dan BATNAS, langkahnya juga sama dan intinya data dengan resolusi detil lebih baik. Namun perlu diingat untuk kajian wilayah yang cukup luas sebaiknya resolusi untuk layer pertama dan kedua jangan terlalu detail karena akan berat ketika proses running di program comcot (intinya perlu disesuaikan saja karena akan berpengaruh ke time step nya).
Demikian Tutorial Membuat Layer Grid Input Program COMCOT semoga bermanfaat dan jika ada kekeliruan dalam tutorial ini kami mohon dengan sangat kritik dan sarannya. Terima Kasih sudah berkenan berkunjung ke Blog yang sederhana ini.
III. Penerapan Model Tsunami Program Comcot
Catatan : Untuk penjelasan lebih rinci tentang setting dan ipun data di file comcot.ctl bisa anda lihat di link Setting dan Input dengan comot.ctl
Tsunami berasal dari bahasa Jepang: Tsu (æ´¥ ) yang artinya pelabuhan dan Nami (æ³¢ ) yang artinya gelombang. Tsunami adalah serangkaian gelombang yang disebabkan oleh perpindahan massa air dengan volume yang sangat besar dapat terjadi di laut atau perairan yang luas. Pada initial condition, secara teori, karakteristik kedatangan gelombang tsunami di tunjukkan dengan diawali penurunan muka tinggi gelombang (surut) pada koordinat sumber datangnya tsunami (ditandai nilai amplitudo negative sesaat menuju letak potensi area terdampak.
A. Persiapan Simulasi
1. Program Comcot
Jika anda belum memiliki program comcot v1.7 anda dapat download di link yang sudah kami siapkan DISINI
2. Data Gempa Yang Di Input
3. Data Batimetri dan Topografi
Data batimetri dan topografi disesuaikan dengan jumlah layer yang mau di running, dalam tutorial ini jumlah layer ada 4 layer dalam format XYZ sebagai contoh masing-masing layer diberi nama sebagai berikut :
- Layer01 (layer pertama atau domain yang memiliki cakupan wilayah paling luas)
- Layer02 (layer yang bersarang di Layer01)
- Layer03 (layer yang bersarang di Layer02)
- Layer04 (layer yang bersarang di layer03 atau layer yang memiliki grid paling halus)
4. Persiapan file yang berisi data untuk proses simulasi
Kelengkapan folder data untuk proses simulasi gelombang tsunami menggunakan program Comcot Versi 1.7 diantaranya adalah sebagai berikut :
- comcot.ctl: text untuk menginput parameter simulasi sumber tsunami sumber gempa maupun input data batimetri
- landslide_multi.ctl: khusus untuk input parameter jika sumber tsunami dari landslide, tetapi tetap untuk menunjukkan area terdampak menggunakan comcot.ctl
- ts_location.dat: menunjukkan waktu dan tinggi gelombang pada titik koordinat sekitar area terdampak yang ditentukan.
- comcot.exe: mesin untuk merunning hasil input comcot.ctl dan landslide_multi.ctl
Semua file diatas sudah desertakan dalam paket program comcot yang sudah anda download
[feedposts text="Baca Juga"/]
B. Proses Input Data
1. Input data parameter gempa bumi
Langkah input data parameter gempa bumi dilakukan dengan cara buka file comcot.ctl dengan notpad atau sejenisnya kemudian cari bagian Parameters for Fault Model (baris 24 di comcot.ctl) seperti pada gambar di bawah ini.
![]() |
Input Data Gempa |
2. Input data Kedalaman
Input data kedalaman prosesnya juga dilakukan dengan cara edit comcot.ctl. Tergantung berapa Layer yang mau di simulasikan. Comcot dapat mensimulasikan hingga 13 layer. Masing masing layer di beri nama filenya misalnya Layer01, Layer02, dan seterusnya. Input data kedalaman dilakukan dengan cara buka file comcot.ctl kemudian cari Configurations for all grids (baris 63 comcot.ctl) seperti gambar di bawah ini.
![]() |
Input Kedalaman Layer01 |
Untuk Layer02, Layer03 dan seterusnya tergantung jumlah layer yang akan di simulasikan caranya sama seperti gambar diatas (Gambar Input Kedalaman Layer01)
3. Input Data Lokasi Wilayah Penelitian (virtual tide gauge)
Wilayah lokasi penelitian merupakan lokasi area terdampak yang akan diteliti baik waktu kedatangan tsunami maupun tinggi gelombangnya nama filenya adalah ts.location.dat dan ts.name.dat yang sudah disertakan dalam paket program comcot. Buka dengan notepad atau sejenisnya seperti gambar di bawah ini.
![]() |
Koordinat Nama dan lokasi Fokus Penelitian |
4. File Data Koeffisen Kekasaran
File data koefisien kekasaran dibuat untuk Layer dimana dalam setting simulasi di comcot.ctl mengunakan persamaan non linier.Misalnya Layer04 adalah layer yang menggunakan persamaan nonlinier, maka nama file nya adalah fric_coef_layer04.dat. Jika menggunakan nilai koefisien kekasaran manning yaitu 0.13. Langkah membuat filenya adalah sebagai berikut :
Buka Worksheet di program Surfer >buka data kedalaman Layer04>Hapus kolom C atau kedalaman seperti gambar di bawah ini.
![]() |
Buat file koefisien kekasaran |
Selanjutnya masih pada lembar Worksheet di Surfer, Klick pada kolom C yang sudah kosong>pilih transfor>ketik di kolom transform equation 'C'=0.13 dan klick Ok seperti gambar di bawah ini.
{next} Selanjutnya Simpan dengan cara Klick File>Save As>Berinama file : fric_coef_layer04.dat>klick Save seperti gambar dibawah ini.
Running Program Comcot
Semua file data harus jadi satu folder denga file eksekusi (comcot.exe) yaitu File comcot.ctl, ts_location.dat, ts_name.dat, fric_coef_layer04.dat yang telah dibuat sebelumnya. Kemudian Klick 2x pada file comcot.exe seperti Gambar dibawah ini.
![]() |
Menjalankan Program Comcot |
Demikianlah Tutorial Penerapan Model Tsunami Program Comcot, jika ada kekeliruan mohon masukannya demi sempurnanya tutorial ini. Terimakasih sudah berkunjung di blog kami.
IV.Visualisasi Keluaran Comcot Dengan Matlab
plot_bath.m
digunakan untuk memvisualisasikan data kedalaman air yang digunakan oleh COMCOT untuk lapisan grid. Tiga file data yang diperlukan: layerID.dat, layerID x.dat dan layerID y.dat. File-file ini dibuat oleh COMCOT. Script akan memvisualisasikan data kedalaman air dalam bentuk gambar berwarna. Untuk menggunakan skrip ini,
>>plot_bath('ID'), ID adalah ID layer
plot_ini.m
digunakan untuk memvisualisasikan perpindahan awal permukaan air yang dihasilkan oleh COMCOT. Tiga file data, ini permukaan.dat, layer01_x.dat dan layer01_y.dat, diperlukan dan inisial perpindahan permukaan air akan divisualisasikan dalam gambar berwarna. Untuk menggunakan skrip ini, ketikkan perintah berikut di jendela perintah MatLab:
>>plot_ini
plot_timehistory.m
digunakan untuk memplot catatan sejarah waktu yang dibuat oleh COMCOT pada virtual tertentu pengukur pasang surut. Skrip ini akan dimuat di file lokasi pengukur pasang surut virtual, ts_location.dat dan file data yang dibuat oleh COMCOT, termasuk time.dat dan semua file catatan riwayat waktu, ts_recordXXXX.dat. Riwayat waktu di setiap pengukur akan diplot dalam gambar terpisah dan disimpan sebagai gambar berformat png. Untuk menggunakan skrip ini, ketikkan perintah berikut :
>>plot_timehistory
[feedposts text="Baca Juga"/]
plot_zmax.m
digunakan untuk memplot ketinggian air maksimum yang dihitung oleh COMCOT. Tiga file data diperlukan, layerID_x.dat, layerID_y.dat dan zmax_layerID.dat (atau zmax layerID xxxxhrs.dat), di mana xxxx mewakili jam ke dalam simulasi dan ID adalah nomor identifikasi grid lapisan kisi. Script akan memvisualisasikan data ketinggian air maksimum dalam bentuk gambar berwarna. Ke gunakan skrip ini, ketik perintah berikut di jendela perintah MatLab:
>>plot_zmax('ID')
data proc.m
Untuk menggunakan skrip ini, ketikkan perintah berikut di jendela perintah MatLab:
>>data_proc(startstep,endstep,int_step,ID layer)
contoh :
>>data_proc(0,9000,60,0) starstep = 0, endstep= total runtime 9000 detik, int_step= interval 60 detik, layer01
output dari proses ini adalah :
- Visualisasi urutan snapshoot dalam gambar berwarna
- extract time history records at given locations (Histori waktu yang dibutuhkan sampai ke virtual tida gaug)
- maximum water displacement
- arrival time contours
- inundation maps
plot flow depth.m
digunakan untuk memvisualisasikan ketinggian air maksimum di lepas pantai dan kedalaman aliran tanah. Skrip ini akan dimuat dalam empat file data yang dibuat oleh COMCOT, layerID x.dat, layerID y.dat, layerID.dat dan zmax layerID.dat (atau zmax layerID xxxxhrs.dat bergantung pada input pengguna), dan plot data dalam gambar berwarna. Untuk menggunakan skrip ini, ketikkan perintah berikut di MatLab
>>plot_zmax('ID')
comcot2xyz.m
adalah skrip yang digunakan untuk mengkonversi file data yang dibuat oleh COMCOT ke format xyz di agar dapat diakses oleh perangkat lunak pengolah data lainnya seperti ArcGIS, Global Mapper dan dll. Untuk menggunakan skrip ini, ketikkan perintah berikut di jendela perintah Matlab:
>>comcot2xyz
Tidak ada komentar