Kata REIKI itu berasal dari bahasa jepang, Rei bearti alam semesta atau ilahi, dan Ki atau bisa disebut dengan Chi bearti enegi (tenaga) vital. Jadi kata REIKI bearti energi vital maka Rei-Ki adalah kekautan yang transedental, kekuatan mistirius, esensi. Jadi kata REIKI berarti energi vital dari alam semesta atau energi dari Ilahi.
Para ahli REIKI telah menyebutkan bahwa Rei berarti alam semesta (atau ilahi) dan Ki adalah energi (tenaga) vital kehidupan. Jadi kata Rei-Ki (dibaca REIKI) berarti energi vital kehidupan yang tersedia di alam semesta (universal). Sering juga disebut “The universal life force energi” (TULFE). Bahkan ada yang berpendapat bahwa kata Rei dapat diterjemahkan secara tepat menjadi pencapaian
kemantapan tertinggi.
REIKI sebagaimana artinya energi ilahi, tidak sama dengan energi yang dipergunakan dalam berbagai jenis penyembuhan dengan tenaga dalam lainnya. Energi REIKI mempunyai getaran yang tinggi, halus, dan menyebar. Jadi, apabila dilihat dari waskita, REIKI mengalirkan sebagaimana kabut yang melayang layang. Karena itu, REIKI tidak bersifat tajam sehingga dapat dipergunakan untuk mengobati organ-organ tubuh yang sangat sensitif.
Sistem Energi Tubuh Manusia
Hakikat manusia adalah energi. Manusia pada hakikatnya tidak lain adalah energi. Energi artinya adalah tenaga dan metafisika adalah yang berada di luar tubuh manusia. Sebenarnya energi metafisika sering disinggung-singgung dalam al-Qur’an. Salah satunya adalah QS. ar-Ra’ad: 11
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”. (QS. ar-Ra’ad: 11)[feedposts text="Baca Juga"/]
Yang menyatakan bahwa manusia dijaga oleh ‘sesuatu’ yang selalu mengikuti dan melingkupinya. Banyak yang menganngap sesuatu itu adalah malaikat, mungkin karena pada waktu itu belum dikenal istilah energi sehingga dinyatakan dengan kata ‘sesuatu’.
Pengertiaannya adalah sebagai berikut; Jasmani manusia (dan juga benda-benda materi atau jasmaniah lainnya) terdiri atas atomatom. Atom-atom tersebut tersebut terdiri atas elektron yang bergerak yang berotasi dalam orbit sama. Lajur elektron-elektron mengelilingi nukleus yang terdiri atas proton dan neutron. Di antara elektron, proton, dan neutron tersebuit terdapat ruangan. Ruangan-ruangan terseebut berisi energi. Energi dalam ruangan itulah yang membuat elektron itu berotasi mengelilingi proton dan neutron dan rotasi tersebut dapat berlangsung secara ajek (konsisten dan berkelanjutan) selalu dalam jarak yang tidak pernah berubah Apabila elektron, pronton, dan neutron tersebut dipecah, yang dihasilkan adalah energi. Itulah sebabnya mengapa dikaitkan bahwa segala sesuatu adalah energi.
Proton dan elektron menjadi INTI (nekleus) dari atom. Sedang elektron-elektronnya berputar mengelilingi intinya dengan kecepatan energi yang luar biasa. Geral elektron dikatankan lambat jika bila kecepatannya hanya mencapai 10.000 km sedetik, dan dikatakan cepat bila mencapai 100.000 km sedetik.
Elektron mempunyai satu sampai dengan tujuh garis edaran dikelilingi inti atom, tergantung kepada unsur yang dibentuknya. Dalam tiap-tiap garis edar terdapat jumlah elektron yang tetap. Garis edar yang paling dekat ke inti mengandung paling banyak 2 elektron. Garis edaran kedua paling banyak delapan elektron. Demikian juga garis edar ketiga. Garis edar keempat, kelima, keenam dan ketujuh masing-masing mempunyai 18 elektron atau lebih.
Dalam ilmu listrik diketahui bahwa jasad-jasad yang berisi muatan atau energi yang sama akan saling menolak. Sedang jasadjasad yang berisi muatan listrik yang berlawanan akan saling menarik. Energi adalah daya tarik, sedangkan elektron ialah timbunan daya listrik yang terkecil yang negatif, proton yang positif, neutron yang netral.
{next}
A. Jenis-jenis Tubuh Manusia
Tubuh manusia bukan hanya tubuh jasmani (physical body) atau tubuh biologis (biological body) sebagaimana dilihat oleh mata kita (mata orang yang bukan pewakita) tetapi juga terdiri dari tubuh astral (astral body) dan tubuh energi atau tubuh eterik (etheric body). Tubuh eterik juga disebut sebagai tubuh biosplamik.
Tubuh astral dapat dipisahkan dari tubuh fisik dan tubuh eterik tanpa harus mengalami kematian. Dalam bahasa Jawa disebutkan bahwa ngrogo sukmo. Tubuh astral dapat berkelana atau melakukan perjalanan astral atau astral travelling. Para wali dan orang-orang tua zaman dahulu yang memiliki kemapuan ngrogoh sukmo apabila ingin melakukan shalat di Masjidil Haram, dengan seketika dapat samapai di Makkah dan melaksanakan shalat di Masjidil Haram.
Tubuh eterik adalah counterpart yang non-fisik dari tubuh jasmani. Tubuh eterik tersebut ditopang terus menerus oleh suatu sistem energi yang berasal dari kosmos, yang disebut the Universal Energy Field (UEF), di mana tubuh jasmani tersebut secara temporer ditopang oleh sistem yang sama. Tanpa sember energi tersebut kita tidak dapat eksis dalam bentuk jasmaniah, mental, emosional, atau spritual.
Tubuh-tubuh eterik tersebut sejalan dengan unsur jiwa yang secara ilmu pengetahuan dikatakan memiliki tiga unsur, yaitu cipta (pikiran), rasa (emosional), dan karsa (kehendak). Sejalan dengan itu, tubuh-tubuh elterik manusia terdiri atas :
1. Tubuh cipta atau tubuh mental (mental body).
2. Tubuh rasa atau tubuh emosional (emotional body).
3. Tubuh karsa atau tubuh kehendak (will body)
4. Tubuh spiritual (spiritual body)
[feedposts text="Baca Juga"/]
Seperti yang telah dijelaskan, medan energi dalam tubuh manusia atau yang dalam bahasa Inggris disebut the Human energy field (HEF), merupakan bagian dari medan energi di alam semesta (kosmos) yang disebut the Universal Energy Field (UEF) yang berkaitan dengan tubuh manusia. HEF sebagai sistem energi, terdiri atas beberapa subsistem energi, yaitu subsistem nadi, subsistem chakra, dan subsistem aura. Bila dilihat tersendiri terpisah dari sistem HEF, masing-masing subsistem itu adalah sebuah sistem. Dengan kata lain, di dalam tubuh manusia terdapat sistem nadi, sistem chakra, dan sistem aura. Berikut ini dijelaskan masing-masing sistem tersebut.
1) Sistem Nadi (Pembulu Energi)
Sebagaimana telah diuraikan, dalam tubuh manusia terdapat dan mengalir energi. Energi tersebut dalam setiap tubuh manusia berada dan mengalir dalam sebuah sistem, yaitu sistem energi (energy sistem). Sistem energi manusia itu terdiri atas tiga subsistem, yaitu nadi, chakra, dan aura. Energi dalam tubuh manusia tersebut mengalir melalui pembulu-pembulu energi yang disebut dalam bahasa sangsekerta sebagai nadi12 atau dalam bahasa inggris sebagai meridian.
Dalam tubuh manusia terdapat dua jenis nadi, yaitu nadi yang material atau jasmaniah dan yang non material atau non jasmaniah. Nadi yang jasmaniah adalah saraf (neves), pembulu darah alteri (arteries), pembulu darah veina (veins), pembulu darah kapiler (capillaries), pembulu limpa (lympatic vessels), dan organ-organ turbular dari tubuh. Nadi-nadi yang non-material atau yang nonjasmani dalam bahasa sansekerta disebut yoga-nadi. Dalam bahasa Sansekerta, kata nadi berasal dari nada = bhrangsha, yaitu artinya “jatuh ke bawah” (falling down) atau “lari menjauh” (runing away). Kata bhrangsha hampir sama artinya dengan bhresha yang berarti gerakan (motion). Energi dalam tubuh manusia mengalir di dalam nadi non-material atau yoga-nadi.
{next}
2) Sistem Chakra (Pusat Energi)
Dalam menjalani hidup ini, Chakra meminta kita menghadapi masalah yang kita hadapi. Setiap pengalaman baru memberi kita kesempatan untuk belajar dan mengungkapkan. Semakin kita membiarkan hal ini terjadi, semakin jelaslah penggilan dari chakra. Panggilan ini adalah kekauatan spiritual yang menarik energi keatas seolah-olah pengalaman kita berkulminasi dalam kesatuan dengan diri sejati.
Secara umum, diketahui bahwa energi keluar dan masuk tubuh manusia memlalui nafas dan pori-pori. Tetapi, disamping memlaui nafas dan pori-pori, tersedia pintu-pintu khusus untuk keluar-masuknya energi eterik ini. Pintu-pintu energi eterik itu bisa juga disebut dengan Chakra, yang dalam bahasa sansekerta berarti “roda”. Pintu-pintu ini disebut chakra atau roda, karena bentuknya yang seperti roda yang berputar kekiri dan ke kanan sesuai dengan tarikan dan hembusan nafas.
Chakra mengatur masuk dan keluarnya energi dan pendistribusian energi ini kepada organ-organ tubuh di sekitar cakra yang bersangkutan. Apabila sebuah chakra tidak berfungsi dengan baik, akan timbul efek negatif pada organ-organ tubuh di sekitarnya. Chakra terdiri atas chakra mayor atau chakra utama atau chakra primer, chakra minor atau chakra sekunder, dan chakra mini. Jumlah chakra di seluruh tubuh sangat banyak. Ada yang menyebutkan berjumlah 88.000. akan tetapi, hanya tujuh chakra mayor atau chakra utama.
[feedposts text="Baca Juga"/]
Chakra adalah pusat energi atau energy center atau bisa dikatakan pula sebagai force-center. Menurut Flora, dalam bukunya Chakra: Key to Sprirtual Opening, “Chakra are energy center that containt your spiritual information”. Atau chakra sebagai pusat energi berisi informasi spiritual dari orang yang berangkutan. Setiap orang memilki sistem energi. Salah satu bagian dari sistem ini adalah sistem chakra yang berisi informasi spiritual dan energi.
3) Macam-macam chakra
1. Mulaldhara, yauitu Chkara Dasar atau Root chakra.
2. Svadhisthana, yaitu Chakra Seks (Sacral Chakra/Splenic Chakra).
3. Manipura, yaitu Chakra Pusat atau Chakra Solar Plexus (Solar Plexus Chakra)
4. Anahata, yaitu Chakra jantung (Heart Chakra).
5. Vishudda, yaitu Chakra Tenggorokan (Throat Chakra).
6. Ajna, yaitu, Chakra Mata ketiga (Third Eye Chakra).
7. Sahasrara, yaitu Chakra Mahkota (Crown Chakra).
Ketujuh Chakra tersebut terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu Chakra-chakra bawah (the lower), chakra-chakra tengah (the middle) dan chakra-chakra atas. Masing-masing dapat pula disebut sebagai chakra-chakra jasmani, chakra-chakra pribadi dan chakra-chakra spiritual. Chakra-chakra jasmani, yaitu muladhara dan svadhisthana, sedangkan chakra-chakra pribadi adalah manipura, anahata, dan vishudda.
Chakra-chakra spiritual itu ajna idan sahasrara. Pergolongan tersebut berkaitan dengan peranan masing masing ichakra tersebut bagi orang bersangkutan. Seorang yang tingkat spiritualnya telah tinggi, yaitu dia telah tidak terlalu meikirkan dan tidak terlalu memberikan perhatian lagi pada hal-hal yang memrupakan kebutuhan jasmaniah, chakra-chakra spiritualnya, yaitu chakra ajna dan chakra sahasrara, akan sangat berkembang dan aktif dibandingkan dengan chakra-chakra yang lain. Dengan kata lain fungsi chakra-chakra jasmani dan chakra-chakra pribadi tidak lagi dominan.
{next}
Ketika ada seseorang yang mendengar bahwa di Himalayaterdapat beberapa manusia yang umurnya telah ribuan tahunlamanya. Artinya, sekalipun ribuan tahun umurnya tetapi ntidak mengalami kematian. Kalangan masyarakat metafisika (metaphiysicsiciety), mengenal Baba Siri Chand yang tetap hidup selama beberapa gegenerasi.
Di masyarakat Indonesia dikenal adanya orang-orang yang mengalami moksha, yang lenyap dari kehidupan orang banyak bukan saja jiwanya melainkan juga bersama raga atau jasadnya. Diyakini bahwa para wali tidak mati tetapi mengalami moksha.17 Untuk orang kebanyakan, tentu saja hal ini tidak dapat dijangkau nalar. Mungkin ada yang berpendapat bahwa hal-hal yang diterangkan itu bertentangan dengan kepercayaan agama, antara lain agama islam. Hal itu dianggap bertentangan dengan Islam karena bukankah dalam surah ar-Rahman ayat 26 telah menyebutakan:
Tetapi al-Qur’an tidak pernah memberikan ketentuan kapan saat manusia mati atau berapa maksimum umur manusia. al-hadits juga tidak pernah menjelaskan mengenai saat yang pasti dari kematian itu. Akan tetapi, banyak riwayat yang menerangkan bahwa para nabi, antara lain Nabi Adam a.s, Nabi Ibrahim a.s, Nabi Daud a.s, Nabi Nuh a.s, berumur sampai ribuan tahun. Dalam kisah yang lain Nabi Zakariyah a.s, pernah ditidurkan oleh Allah swt selama sembilan ratus tahun lamanya.
[feedposts text="Baca Juga"/]
Dalam surah al-Kahfi ada riwayat yang dikenal dengan kisah ashhabul kahfi. Dalam kisahnya diriwayatkan Allah swt, menidurkan beberapa orang pemuda yang mencari tempat perlindungan dalam sebuah gua dari kejaran musuh-musuhnya. Karena pemudapemuda itu adalah orang-orang yang beriman kepada Allah swt dan memperoleh petunjuk-Nya, Allah Swt. memberikan perlindungan dengan menidurkan mereka di dalam gua selama 309 tahun lamanya.
Dengan kata lain, ada kejadian sebagaimana diakui dalam islam, bahwa manusia, antara lain para nabi dapat hidup ratusan bahkan ribuan tahun lamanya. Mengingat kejadian-kejadian tersebut tidak mustahil manusia di zaman sekarang ini juga dapat hidup ribuan tahun seperti halnya Baba Siri Chand dan gurunya Ram Das dengan keadaan fisik yang tidak mengalami proses penuaan. Dalam surat Ali Imron ayat 145 disebutkan:
B. Nada Suara Chakra
Dari setiap chakra dapat didengar nada musik. Dari sahasrara nada yang keluar adalah shadja atau sa. Menurut nada musik barat adalah do. Dari ajna keluar rishava atau ri, atau menurut nada musik barat adalah re. Dari vishuddha, terdengar nada gandhara atau ga, yaitu mi menurut nada musik barat. Dari anahata keluar nada madhyama atau ma, yaitu fa menurut nada musik barat. Dari manipura keluar nada panchama atau pa, yaitu so menurut nada musik barat. Dari svadhitana keluar nada dhaivata atau dha, yaitu la menurut nada musik barat. Dari muladhara keluar nada nishada atau ni, yaitu si menurut nada musik barat.
{next}
C. Qarin/Malaikat Penjaga Chakra
Dalam buku Chinmoy disebutkan bahwa setiap Chakra memiliki presiding deity, a cosmic god (Chinmoy, t.t: 19). Bersesuaian dengan keyakinan Islam, menurut penulis yang dimaksudkan dengan kata presiding deity, a cosmic god adalah Qarin atau malaikat. Umat Islam meyakini bahwa setiap manusia dijaga atau dikawal pleh beberpa malaikat, antara lain Malaikat Raqib yang berada di pundak kanan dan malaikat Atid yang berada di pundak kiri. Keyakinan tersebut adalah berdasarkan pada surat ath-Thariq ayat 4 yang berbunyi sebagai berikut:
Yang dimaksud dengan pemeliharaan Allah swt terhadap setiap pribadi bukan hanya terbatas pada disediakannya oleh Allah swt sarana dan prasarana kehidupan, seperti udara, air, matahari dan sebagainya, tetapi lebih daripada itu.
Dalam ajaran agama, ada yang dinamai sunnatullah, dan ada yang dinamai inayatullah. Sunnatullah biasa disebut secara salah kapra dengan hokum-hukum alam. Yang ini adalah kebiasaan-kebiasaan yang terjadi dan terlihat dalam kehidupan keseharian kita. Itu sebabnya hukum-hukum alam tidak lain adalah ikhtisar dari pukul rata statistic.
Kalau ada pesawat yang meledak di udara, atau jatuh tersungkur ke bawah, maka kita tidak heran apalagi seluruh penumpangnya tewas. Yang demikian itu adalah sunnatullah. Tetapi jika seorang mendapat inayatullah atau pemeliharaan Allah swt, maka ketika pesawat meledak atau jatuh, dia luput dari bahaya maut karena adanya pemeliharaan itu. Ketika seorang memperoleh itu di luar kemampuannya, bahkan tidak terjangkau oleh pengetahuannya.
Allah Swt. mempunyai rencana berkaitan dengan alam raya dan seluruh makhluk
“Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak Mengetahui.”. (QS. ad-Dukhan: 38-39).
Lihatlah, bagaimana kehidupan nyamuk atau kuman. Manusia berusaha membasminya dengan berbagai cara. Namun, begitu mereka berhasil membasmi yang dijangkaunya, ketika itu juga lahir nyamuk dan kuman-kuman baru yang kebal dengan obat-obat yang diciptakannya.
Dan ketika kembali mencari obat baru pembasmi kuman-kuman atau nyamuk jenis baru, dan berhasil menemukannya, lahir lagi kuman baru yang kebal terhadap obat baru itu. Demikianlah kita terpacu dengan kuman dan nyamuk, karena Allah Swt. memang mempunyai rencana berkaitan dengan kehadiran serangga dan kuman-kuman tersebut.
[feedposts text="Baca Juga"/]
Yang demikian adalah salah satu bukti dari pemeliharaan itu. Dan yang demikian itu pula sebagian, atau salah satu, makna dari ayat yang ditafsirkan ini. Selain ayat tersebut, terdapat pula surat al-An’am ayat 61 yang menjelaskan tentang mengenai para malaikat yang ditugasi oleh Allah Swt. untuk menjaga atau melindungi kita, sebagaimana yang disebutkan sebagai berikut:
” Dialah yang berkuasa atas semua hambah-Nya. Dan Dia mengutus kepada kalian penjaga-penjaga untuk melindungimu. Jika seorang sudah waktunya mati, maka utusan-utusan Kami mewafatkannya tanpa keliru. (QS: al-An’am: 61).
Bukan saja mereka yang beragama Islam menyakini adanya malaikat pelindung atau malaikat penjaga, melainkan kaum Kristiani. Dalam kitabnya perjanjian baru terdapat penjelasan bahwa setiap orang di dunia ini diiringi oleh malaikat. Baca dan lihat Matius 18: 10; Kisah Rasul 12; 15.
{next}
Aura (Medan Energy
Setiap makhluk hidup membutuhkan energi vital (chi) agar tetap hidup. Chi mengalir masuk dan keluar dari tubuh dengan kuantitas dan kualitas yang tergantung pada kesadaran dan latihan. Seseorang yang telah melatih dirinya dengan cara yang benar akan dialiri oleh energi yang sangat kuat dan besar kuantitasnya dang sangat tinggi kualitasnya.
Pada makhluk hidup, chi sebenarnya tidak saja berada di bagian dalam tubuh fisik, tetapi juga di bagian luar tubuh. Chi yang berada diluar tubuh fisik membentuk semacam lapisan perlindungan yang luar biasa juga disebut sebagai aura. Aura mempunyai lapisanlapisan yang amat banyak, tetapi secara umum dapat dibagi menjadi atas 3 lapisan yaitu:
1. Aura Dalam
2. Aura Kesehatan
3. Aura Luar
Apa itu aura? Secara ilmiah aura adalah spectrum energi yang dikeluarkan oleh tubuh manusia yang keluar dari proses metabolisme tubuhnya. Semakin baik metabolisme tubuh maka semakin baik pula aura yang yang terpancaroleh tubuhnya. Jika metabolisme tubuh baik maka energi yang dihasilkan akan melimpah ruah. Untuk memperoleh energi yang melimpah ruah itu kita harus mengelola metabolisme tubuh kita dengan cara latihan terutama latihan gerak dan pernapasan seperti yoga. Secara ilmiah dapat dijelaskan sebagai berikut : O2 +Adenosin Triphospat (ATP) + Glikogen → Energi.
Dari skema di atas dapat dilihat proses latihan pernapasan. Oksigen yang di hirup pada proses pernapasan dan ATP yang berasal dari dalam tubuh manusia ditambah Glikogen yang berasal dari pecahan glukosa dan karbohidrat dari makanan yang dimakan oleh kita menghasilkan energi. Dan gerakan khusus digunakan untuk mengatur jala)nnya energi dalam tubuh berupa hawa panas yang bergerak karena digerakan oleh pikiran kita.
[feedposts text="Baca Juga"/]
Aura seperti halnya sidik jari yang unik bagi masingmasing orang. Ukuran dan kecemerlanang dari aura menunjukkan kesehatan jasmaniah, mental, emosional dan spiritual dari orang yang bersangkutan pada saat tertentu. Pengaruh narkobah, alkohol, watak negatif, diet yang tidak baik, dan stres akan memeprlemah medan aura. Sementara memperoleh sinar matahari yang cukup, melakukan meditasi, melakukan latihan jasmaniah yang teratur, melakukan penyatuan dengan alam, meperoleh pengobatan energi, dan bersikap posotif akan memperkuat medan aura tersebut.
Jenis Dan Sumber Energi Reiki
a. Jenis-jenis energi REIKI
Dalam penciptaan alam semesta, Allah swt terlebih dahulu menciptakan energi asal. Energi asal ini disebut oleh Mikao Usui seorang Master REIKI sebagai REIKI yang kemudian dikenal sebagai energi alam semesta. Dari energi asal, selain membuat benda-benda jasmaniah, Allah swt juga menciptakan berbagai jenis energi. Menurt hemat penulis, energi asal masih tersedia dalam bentuk dan keadaan yang murni.
Dengan demikian Allah swt menyediakan energi berupa energi asal dan dari energi asal ini allah swt kemudian membentuk jenis-jenis energi lain yang merupakan derivatif dari energi asal. Salah satu daya pengaruh atau manfaat dari energi adalah penyembuhan. Energi positif dari jenis yang sama dengan warna yang berbeda berkemampuan memberikan daya penyembuhan yang berbeda pula. Suatu jenis energi dengan warna tertentu mempunyai daya penyembuhan yang paling atau lebih manjur untuk penyakit tertentu yang dibandingkan apabilah disembuhkan dengan hewan, pepohonan, bebatuan, dan gunung. Selain dari dalam dan dari atas bumi, ada pula yang tersedia di alam semesta. Salah satu energi yang terdapat di alam semesta itu adalah REIKI bersumber dari Tuhan senndiri. Itu sebabnya REIKI itu disebut dengan energi ilahi (devine energy).
Energi REIKI tidak lain adalah energi asal yang dari energi tersebut sebagai bahan baku segala sesuatu di jagat raya ini diciptakan oleh Allah swt. Selain energi asal, terdapat pula energi-energi ilahi lain, misalnya energi yang berasal dari al-Asma’ al-Husna energi kalimatullah yang tertuan dalam al-Qur’an dan yang aslinya tersiompan dalam Lauhul Mahfuz, energi arasy Allah, dan sebagainya.
{next}
Energi dapat berasal dari berbagai sumber. Sumber-sumber energi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Tuhan Yang Maha Esa.
Salah satu atribut Allah swt adalah cahaya. Cahaya tidak lain adalah ujud dari energi. Allah swt memiliki atribut sebagai cahaya sebagaimana yang telah difirmankan Allah dalam QS. an-Nur: 35 yang berbunyi:
”Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.Perumpamaan cahaya-Nya, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. An-Nur:35).
2) Al-Asma’ al-Husna
Tiap-tiap sesuatu yang ada di alam mempunyai nama. Kadang satu benda mempunyai dua nama, tiga atau lebih nama di dalamnya berbagai-bagai bahasa. Tiap-tiap nama itu hanyalah sekedar anam saja, tidak punya pengaruh apa-apa. Akan tetapi Tuhan yang menciptakan seluruh alam ini mempunyai nama. Bukan hanya satu nama tetapi banyak nama-nama. Nama-nama Tuhan itu di namai AlAsma' al-Husna, artinya nama-nama yang bagus. Nama-nama yang baik, nama yang sesuai dengan yang diberi nam atau yang mempunyai nama tersebut.
[feedposts text="Baca Juga"/]
Sebagaimana diketahui, beberapa ayat dalam al-Qur’an mengemukakan bahwa Allah swt memiliki nama-nama Yang Agung nan Mulia yang seluruhnya berjumlah 99. Keseluruhan namanama Allah itu disebut Al-Asma’ al-Husna Surat Thaaha ayat 8 menyebutkan:
“Dialah Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai al-asmaaul husna (nama-nama yang baik). (QS. T{a>ha: 8).
Surat al-Hasyr ayat 24:
” Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik.Bertasbih Kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi.Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS: al-H}asyr: 24).
Dalam surat al-Isra’ ayat 110 juga menerangkan anjuran Allah Swt. agar kita menyeru Nama Allah dan bagaimana cara menyerukanNya itu, yaitu tidak boleh mengeraskannya. Bunyi ayatnya sebagai berikut:
“Katakanlah: «Serulah Allah atau Serulah Ar-Rahman. dengan nama yang mana saja kamu seru, dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.». (QS. al-Isra’:110).
Di dalam surat al-A’raf juga menyebutkan pula tentang alAsma’ al-Husna dan anjuran untuk berdoa dengan menyebutkan nama-nama tersebut.
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang Telah mereka kerjakan.”. (QS. al-A’raf: 180).
{next}
3) Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab suci yang dianugrahkan Allah Swt., kepada seluruh umat manusia. dengan al-Qur’an kita bisa berbincangbincang dengan Tuhan Semesta Alam. Dengan membaca al-Qur’an berarti kita sedang membaca surat cinta-Nya yang luar biasa. Lafadzlafadz al-Qur’an yang dicetak di dalam Mushaf yang diucapkan dan disengarkan itu ibarat peta dari kalam Allah Swt. Peta memang bukan realitas itu sendiri walaupun peta tetaplah penting sebagai penghubung kita dengan realitas, maka al-Qur’an adalah penghubung kita dengan kalam Ilahi.
Al-Qur’an merupakan petunjuk dan obat penyembuh dengan izin Allah swt bagi siapa saja yang membacanya atau mendengarkanya dari kalangan orang-orang yang beriman kepada Allah swt dan RasulNya, serta berada diatas akidah yang teguh dan berpegang teguh secara total kepada kitabullah.
Allah Swt. berfirman dalam QS. al-Anfal: 2
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabblah mereka bertawakkal,” (QS. al-Anfal: 2).
Dengan demikian orang-orang yang mendengarkan ayat-ayat Allah, lalu hati mereka menjadi khusu’ ketika mendengarnya karena iman kepada Allah dan takut kepadanya, itulah orang-orang yang mendapatkan apa yang mereka inginkan dari al-Qur’an. Allah Swt. menyayangi dan menyembuhkan mereka, memberikan petunjuk menuju jalan yang lurus, dan pahala yang baik dikarenakan kecintaan mereka kepada Allah Swt.
Kalau kita telah mengetahui bahwasanya al-Qur’an adalah kitab suci penyembuh bagi setiap penyakit baik penyakit batin maupun penyakit fisik. Harus perlu ketahui, bahwa di setiap surah atau ayat dari al-Qur’an yang diucapkan atau dibaca oleh para pembacanya akan keluar dalam bentuk energi pengobatan segala penyakit. Allah Swt. telah berfirman dalam QS. al-Isra’ ayat 82:
“Dan Kami turunkan dari al-Qur>an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur>an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. alIsra’: 82).
Syifa dalam ayat itu yang berarti obat adalah obat bukan saja untuk menyembuhkan penyakit raga (jasmani), melainkan juga penyakit rohani. Masing-masing surat atau ayat berbeda energinya, dengan demikian berbeda vibrasi, kehalusan, warna, dan daya kerja atau fungsinya. Kekuatan energi doa yang memiliki kekuatan lebih tinggi daripada kekuatan energi jin atau santet.
Perlu dipahami bahwa jin adalah adalah makhluk energi. Jin yang menempel atau yang memasuki tubuh seseorang (orang itu menjadi kerasukan atau kesurupan) dapat dikeluarkan atau diusir dengan penyaluran energi yang lebih kuat daripada energi jin tersebut. Doa dari salah satu ayat al-Qur’an, misalnya ayat kursi, yang diucapkan oleh seorang dengan maksud mengusir jin yang mendekam di dalam tubuh orang yang kesurupan itu, mengeluarkan energi yang jauh lebih kuat daripada jin tersebut sehingga jin tersebut akan pergi dari tubuh orang itu.
Dalam suatu peristiwa ketika Nabi Muhammad saw mengunjungi seorang sahabatnya yang sakit, nabi memberikan air yang dibacakan ke dalamnya surat al-Fatihah untuk diminum oleh sahabatnya yang sakit itu. Energi surat-surat al-Qur’an yang dibacakan akan memberikan energi perlindungan dari antara lain jin dan santet.
Menurut keterangan seorang pakar bernama Sulardi ayat 1 sampai dengan ayat 5 dalam surat al-Baqarah adalah doa untuk menyembuhkan tulang retak, tulang patah, dan tulang remuk.
{next}
4) Doa
Doa adalah satu cara1 terbaik untuk memperoleh banyak hal, khususnya dalam spiritualitas. Melalui doa, berbagagi kebutuhan material dan spiritual dapat dipenuhi. Sudah tentu hasil dari doa itu sendiri tergantung pada ketulusan hati dan kuatnya kepercayaan.
Bagi yang dapat berdoa dengan tulus dan kepercayaan penuh, hasil yang menakjubkan dapat diperolah dengan seketika. Cukup banyak kita lihat penyembuhan seketika yang diperoleh hanya dengan doa. Penyakit-penyakit yang amat berat yang telah dianggab tidak mungkin dapat diobati secara medis dapat disembuhkan dengan secara tuntas hanya doa dengan doa. Oleh sebab itu, berusahalah untuk meminta pertolongan dan doa kepada Allah swt untuk pembersihan tubuh dan peningkatan spiritual dalam doa harian kepada Allah Swt. Allah Swt. berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 186:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS: al-Baqarah: 186).
Apabila Allah Swt. mengabulkan doa hambah-Nya yang mencari kesembuhan dengan memohon penuh kekhusyu’an dan ketakwaan, maka ini adalah rahmat dari Allah swt yang Dia lapangkan untuk hambah-Nya dan dengan-Nya pula dia akan sembuh. Apabila seseorang berdoa, dia mengeluarkan energi yang bersumber dari doa itu. Hanya doa yang baik yang diterima Allah Swt., sedangkan doa yang berisi permohonan untuk merugikan atau mencelakakan orang lain, diharmkan oleh Allah Swt. Energi yang ditimbulkan oleh doa yang baik adalah energi positif. Tetapi apabila doanya berisi permohonan agar seorang menjadi celaka hanya karena rasa dengki orang itu terhadap orang yang di doakan, dari doa tersebut akan dihasilkan energi negatif sekalipun doa itu ditujukan kepada Allah swt yang merupakan Dzat Yang Maha Suci.
Kesimpulan
Dalam pandangan Islam, jasmani dan rohani atau raga dan jiwa merupakan dua unsur yang tidak dapat di pisahkan satu sama lain. Kebugaran jasmani atau raga sangat ditentukan oleh tindakan atau perlakuan manusia terhadap fisiknya, juga dipengaruhi oleh kesehatan rohani yang bersangkutan. Dalam kaitan hal ini, manusia menurut al-Qur’an mempunyai tiga unsur, yaitu badan (Jasad), nyawa (nafs)) dan roh (ruh).
Dalam definisi kesehatan diatas terdapat “aspek fisik-psikologis” bukan “aspek fisik dan psikologis” bahwa aspek fisik itu bukan tidak terpisah dari aspek psikologis karena keduanya adalah kesatuan sistem yang berinteraksi dengan hukum kesalingtergantungan. Hal ini karena al-Qur’an menolak doktrin dualisme tubuh dan jiwa yang radikal pada diri manusia. manusia menurut al-Qur’an adalah suatu organisme utuh yang berfungsi dengan cara tertentu. Manusia bukanlah sekedar tubuh wadah atau jasmaninya saja, melainkan mencakup pula bagian dalam dirinya, yang dapat disebut jiwa, dan keduanya membentuk satu unit yang terorganisasi.
Energi baik itu energi dalam tubuh manusia atau tenaga dalam dan metafisik telah diterangkan dalam Al Qur’an. Sifat-sifat energi ini sangat kuat dan dapat di berikan atau di transferkan kepada orang lain. Penyembuhan ala REIKI membutuhkan kosentrasi dan suasana batin yang feminine, yang sesungguhnya hal ini dapat diasosiasikan dengan ketulusan, keikhlasan kekhusu’an dan tawakal penuh kepada Allah swt. Agama dan REIKI sebaiknya tidak dilihat sebagai suatu yang saling berhadap-hadapan, hanya karena istilah REIKI tidak menggunakan istilah arab. Keduanya, agama dan REIKI sama-sama sebagai fenomena universal untuk manusia.
Sumber : Tofan Bayu Walangitan UNISFAT Demak, Jawa Tengah, Indonesia
Tidak ada komentar